APAKAH CABUT GIGI RAHANG ATAS DAPAT MENYEBABKAN KEBUTAAN ??

cabut gigi

 

Gigi merupakan salah satu bagian dari rongga mulut yang memiliki peranan penting dalam sistem pencernaan. Tanpa gigi, proses pencernaan akan sedikit terhambat, karena makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak dalam keadaan halus.

Meskipun memiliki peran yang cukup penting, karena beberapa alasan tertentu, gigi sering kali terpaksa harus dicabut. Gigi geraham atas misalnya, ketika bagian gigi ini sudah berlubang parah, maka mau tidak mau gigi harus segera dicabut untuk menghindari timbulnya rasa sakit dan infeksi.

Mungkin anda pernah mendengar mitos seputar cabut gigi bisa menyebabkan mata rabun bahkan buta sehingga seringkali membuat orang menjadi enggan mencabutnya.

Secara medis, memang ada hubungan antara syaraf gigi dengan syaraf yang ada pada tubuh manusia, tetapi mitos yang mengatakan ada hubungan langsung antara syaraf gigi dan mata itu tidak benar.

Yang benar adalah, pencabutan gigi yang sedang dalam kondisi infeksi tidak boleh dilakukan karena dapat menyebabkan penyebaran kuman. Penyebaran kuman inilah yang harus diwaspadai, karena jika gigi yang dicabut ada di rahang atas maka dapat menyebabkan pembengkakan sampai ke daerah mata pada jurnal Oral Surg Oral Med Oral Pathol Oral Radiol Endod., Orbital abscess: visual loss following extraction of a tooth–case report, 2005 Oct;100(4):e70-3

Oleh karena itu, jika ingin mencabut gigi harus dalam kondisi tanpa infeksi. Tanda-tanda gigi infeksi yang tidak boleh dicabut antara lain sakit, bengkak, dan ada nanah gusi.

     CABUT GIGI ADALAH PILIHAN TERAKHIR

Mencabut gigi merupakan tindakan terakhir yang harus dilakukan karena gigi sudah tidak bisa lagi dipertahankan. Bila terjadi kerusakan gigi yang belum parah dan masih bisa dipertahankan, dokter gigi akan mempertahankan dan tidak akan melakukan pencabutan pada gigi yang kerusakannya masih bisa diperbaiki.

anatomi gigi

 

Seperti gambar diatas, gigi memiliki beberapa bagian yaitu bagian paling luar disebut dengan enamel gigi, lalu ada dentin, dan bagian paling dalam yang disebut dengan pulpa gigi. Jika kerusakan gigi terjadi pada bagian enamel, kemungkinan masih bisa diperbaiki yaitu dengan cara di tambal pada bagian yang berlubang, begitu pula apabila kerusakan pada bagian dentin masih bisa di lakukan perawatan, namun jika kerusakan sudah mengenai bagian pulpa, memang masih bisa dilakukan perawatan yaitu PSA ( Perawatan Saluran Akar ) tetapi dalam perawatannya harus konsisten dalam melakukan perawatan karena tidak bisa dilakukan dalam 1 kali kunjungan, namun perlu beberapa kali kunjungan agar bisa di tumpat/ di tambal dengan tambalan permanen.

Oleh karena itu, rawatlah gigi dengan benar agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Sikatlah gigi secara teratur paling sedikit 2 kali sehari, setelah sarapan pagi dan malam sebelum tidur. Selain itu periksa rutin setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi. Sehingga kebersihan gigi dan mulut dapat terjaga dengan baik.

 

Check Also

Sosialisasi Gosok Gigi dan Pemeriksaan Gigi di TK

Upaya menjaga kesehatan gigi sedini mungkin oleh petugas kami untuk mengajak siswa siswi terbiasa dengan …

Leave a Reply